Stop Kekerasan Terhadap Anak!
Theresia Karo Karo Official Writer
Pencarian anak perempuan berusia 8 tahun, Angeline yang selama tiga pekan ini dicari hingga ke luar Negeri akhirnya menemukan ujungnya. Gadis kecil ini di temukan tidak bernyawa, terkubur di bawah kandang ayam di belakang rumahnya, di Sanur-Bali pada Rabu (10/6) kemarin.
Peristiwa tragis semasa hidup Angelina sepertinya belum berakhir, bahkan setelah dirinya tiada. Dugaan penelantaran dan perlakuan kasar oleh orang tua angkatnya, Margriet Megawe; kesaksian beberapa guru yang sering menemukan Angeline dalam keadaan memprihatinkan di sekolah belum menjadi akhir.
Fakta baru yang memilukan kembali terungkap, bahwa gadis kecil ini meninggal karena menjadi korban pembunuhan. Hasil otopsi mengungkapkan bahwa Angelina meninggal sejak tiga pekan lalu. Terdapat luka-luka kekerasan berupa memar pada wajah, leher, anggota gerak atas dan bawah, hingga kekerasan seksual.
Berita tentang kekerasan anak belakangan semakin gencar di berbagai media. Hal ini tentu memprihatinkan. Orang tua yang harusnya berperan sebagai pelindung, justru mengancam keamanan anak.
Kita harus tahu, bahwa kekerasan terhadap yang di maksud di sini tidak hanya berbicara tentang fisik. Dilansir dari Liputan6.com, Psikolog Anak dan Keluarga Anna Surti Ariani memaparkan secara jelas kekerasan terhadap anak yang dibagi dalam 4 bagian:
Kekerasan fisik
Yang di maksud dengan kekerasan secara fisik adalah, mencakar, mencubit, memukul, menyiram air panas, menyetrika, membanting, dan semacamnya. Perlu digaris bawahi, bahwa kekerasan fisik bukanlah bentuk disiplin. Kekerasan cenderung mengandalkan kemarahan untuk mengontrol anak.
Menurut Anna, orangtua melakukan kekerasan agar anak tetap menurut. "Sehingga yang dipelajari anak adalah cara menghindari kemarahan orangtua, bukan mengatur diri sendiri,” ungkapnya.
Kekerasan seksual
Lingkup kekerasan secara seksual adalah, menstimulasi anak secara seksual, meminta anak berfoto seksi, menyentuh kemaluan anak secara paksa, dan memicu anak untuk melakukan kegiatan berbau seksual atau yang berhubungan dengan pornografi.
Kekerasan emosional
Hal inilah yang seringkali dilakukan orang tua tanpa sadar. Beberapa diantaranya seperti ancaman, kritikan secara berlebihan, memarahi, hingga mencelakai binatang kesayangan anak. Contohnya, “Awas lho, kalau makannya nggak habis, nanti disuntik dokter,” terang Anna.
Penelantaran atau pengabaian
Hampir serupa dengan kekerasan emosional, bentuk kekerasan ini ternyata juga sering dilakukan orang tua. Hal ini mencakup, kebutuhan anak yang tidak tercukupi dan menyerahkan pengasuhan anak pada orang lain, tanpa terlebih dahulu mengetahui kondisinya.
Agar tidak ada lagi ‘kasus Angeline’ berikutnya, pahami betul empat bentuk kekerasan anak ini. Masyarakat harus berperan aktif untuk peka melihat situasi di lingkungan. Stop kekerasan pada anak! Laporkan segera bila Anda mendapati kasus kekerasan terhadap anak.
(Photo: Antara/Fikri Yusuf)
Sumber : CNN/Liputan6.com by tk
Halaman :
1